Selasa, 19 Januari 2010

Pak Marsillam Simanjuntak

Diantara pejabat yang ada di lingkar dalam SBY, UKP3R yang dibentuk melalui keputusan presiden nomor 17 tahun 2006 adalah yang paling misterius, dalam arti jarang bisa dijamah. Yang mana Pak Marsillam Simanjuntak yang saya hormati, orang yang irit bicara merupakan ketua UKP3R dan dibantu oleh dua orang lagi yaitu agus widjojo dan edwin gerungan sebagai deputi.
Misteri UKP3R itu yang mungkin dicium Yusuf Kalla dan politisi golkar yang kencang menentang pembentukannya. Anda pasti masih ingat, hampir satu bulan, polemik UKP3R tidak reda. Untuk meredamnya, SBY sampai harus memanggil Yusuf Kalla ke ruang kerjanya. Hanya berdua, tanpa siapa-siapa. Andi mallarangeng yang pada saat itu masih menjabat sebagai Menpora, yang memberi keterangan seolah-olah tahu pun tidak tahu persis apa isinya.
Usai pertemuan empat mata di hari jumat itu, SBY minta mobil golf disiapkan untuknya. Dari kantor presiden, SBY mengemudikan mobil golf menuju masjid di sisi barat istana merdeka untuk shalat jumat sedangkan Yusuf kalla duduk di sisi kiri SBY. Usai pertemuan empat mata itu, tentangan untuk UKP3R mereda meskipun tidak hilang juga. Untuk menghentikannya, SBY tampil ke muka membela. Di podium garuda yang khusus dibuat untuknya, SBY angkat bicara. Posisi UKP3R dijelaskannya. konsitusi yang kerap ada di saku kemeja dipegangnya. Untuk pembela pak Marsillam, SBY merujuk pasal 4 uud 1945 yang menyatakan, “presiden republik indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD”.
SBY kemudian mengatakan, pembentukan UKP3R adalah bagian dari tanggung jawabnya sebagai kepala pemerintahan kepada rakyat. lima tugas UKP3R adalah perbaikan iklim usaha/investasi dan sistem pendukungnya; pelaksanaan reformasi administrasi pemerintahan; peningkatan kinerja BUMN; perluasan peranan usaha kecil menegah; dan perbaikan penegakan hukum. Dalam jumpa pers pembelaan sepanjang 25 menit dan disiarkan langsung oleh metrotv dan tvri itu, SBY menyebut empat tidak ukp3r. pertama, tidak mengambil keputusan dan tidak menetapkan
kebijakan pemerintah. kedua, tidak memberikan instruksi dan arahan kepada menteri dan anggota kabinet. ketiga, tidak melakukan tindakan investigasi atau pemeriksaan atas hal yang berkaitan dengan masalah hukum seperti korupsi. keempat, bukan “pos politik” dan pejabatnya tidak dalam kategori political appointee seperti menteri, tetapi adalah “pos manajemen” yang jadi perangkat presiden selaku pemimpin eksekutif tertinggi.
Tentangan kemudian mereda. UKP3R berjalan sebagaimana rencana. Pak Marsillam yang dibela tetap misterius di mata saya. meskipun sudah di atas angin posisinya, pak Marsillam tetap tidak angkat bicara. Dalam senyap, pak Marsillam bekerja dengan tangung jawab langsung kepada SBY yang mengangkat dan memintanya bekerja. Sampai akhirnya, akhir oktober 2008, Pak Marsillam muncul lagi di istana karena dipanggil SBY lantaran krisis keuangan global dan memanasnya suhu politik menjelang pemilu legislatif dan pilpres 2009. Yang dipanggil oleh SBY memang bukan hanya pak Marsillam memang, tetapi ada juga dewan pertimbangan presiden dan anggota staf khususnya. saat pertemuan, SBY didampingi sekretaris kabinet pak sudi silalahi. Pertemuan digelar bersamaan dengan pembacaan vonis lima tahun hukuman untuk mantan gubernur bank indonesia pak burhanuddin abdullah yang diikuti penetapan mantan deputi gubernur bank indoneisa pak aulia pohan sebagai tersangka oleh kpk. ”anda tahu kan pak aulia yang saat ini ditahan di kelapa dua?”
Dalam pertemuan itu, SBY menyampaikan arahan terkait langkah pemerintah menghadapi dampak krisis keuangan global. tak lama kemudian, awal dari kisruh, kemelut, atau skandal bank century dimulai. itu ingatan saya terakhir dengan pak Marsillam. Sementara ingatan awal saya tentang pak Marsillam adalah saat pertama kali SBY menyampaikan keinginannya membentuk UKP3R yang kemudian diketuainya. Keinginan SBY itu disampaikan usai rapat oleh pak boediono yang ketika itu masih menjabat sebagai menteri koordinator bidang perekonomian. Selain pak boediono, dalam rapat di kantor presiden itu hadir menteri keuangan Sri Mulyani, dan pak Marsillam tentu saja. Menurut pak boediono ketika itu, UKP3R dibentuk sebagai alat langsung SBY untuk memperkuat lembaga kepresidenan. UKP3R berisi satu tim profesional untuk memberi masukan kepada SBY.
Saya kutipkan apa yang pernah diujarkan pak boediono saat pertama kali bertemu pak SBY dan pak Marsillam di istana, “ini adalah alat presiden yang lebih membumi dan menjangkau di lapangan, termasuk apa yang dirasakan dunia usaha. masukannya kepada presiden akan menjadi bahan arahan kepada para menteri.” ketika saat itu ditanya apakah UKP3R akan diketuai pak Marsillam, pak boediono mengaku tidak bisa memberi keterangan sekarang. Namun, sesaat sebelum rapat dimulai, akhir mei 2006 lalu, SBY saat bertatapan dengan pak Marsillam menyapa dan menyambutnya dengan hangat, “welcome back pak Marsillam.”
Terkait dengan apa yang terjadi sekarang termasuk misteri kehadiran pak Marsillam dalam rapat penetuan kebijakan yang saat ini dipansuskan, SAYA BERHARAP PEMBELAAN KEPADA PAK MARSILLAM SIMANJUNTAK TETAP DIBERIKAN, BUKAN OLEH SRI MULYANI ATAU BOEDIONO, TETAPI OLEH SBY YANG SELAMA INI TELAH KONSISTEN MEMBELA BAHKAN DENGAN SEGALA PIJAKAN KONSTITUSI.